Gua gak nyangka teryata hati  ini masih bisa terbuka buat orang lain, dulunya gue sangka hati  ini udh mati rasa, well sebenarnya ketika gue coba buka hati gue ini gue masih ragu, rasanya skit waktu itu masih terasa, dan gak mw lagi kayak gitu tapi mau dia apain lagi, yang namanya cinta itu datangnya dadakan gak pke tanda-tanda begitu kata sohibq . .
tapi sebenarya klu dibilang cinta juga enggak sich masih sekedar suka aja, buat seneng-senangan aja, buat bisa semangat hehehhehehee, banyak yang bilang klu lihat doi itu bikin sejuk hati(lemari es kali), emang sich wajahnya itu lho unyu-unyu. Si doi juga sholeh, pendakwah kampus pula, kayaknya gak da pikiran buat hal-hal yang biasa di pikirin anak muda jaman sekarang, misalnya pacaran (bukan nyindir lho, tapi itu yang paling popular :D). Hmmmmmmmmmmm my Allah makin jauh aja harapan buat deket sama doi.
Tapi kenapa ya hati gue ini masih nyangkut aja di dia. Padahal udah niat dari dulu gaka mau lagi suka sama orang duluan, biar orang lain aja yang suka sama gue dulu, biar gak sakit kyak dulu, biar gak nyesek kayak dulu. Hmmmmmmmmm .
My Allah kayak mana ini, show me the way
Allah udah takdirin buat aku ketemu dia, liat dia, kenal dia (mungkin),mengagumi dia, buat jatuh hati juga sama dia, apa artinya ni ya Allah . .?
Tapi apapun rencana-Mu ya Allah buat aku, aku hanya memohon di kuatin buat ngejalaninnya . .
dan niatku Cuma satu, aku suka dia karena aku ingin mensholehkan diriku sekarrang dan nanti.Amin
Mungkin puisi dari moamar emka ini bisa mewakili isi hati ku saat ini
Saatnya, rebah khuyuk dalam doa untuk cinta yang ku bela:
“Tuhan, aku setia menimang-nimang cinta satu-satunya.
pada beningnya hati, milik-Mu, yang tak beriak.Selalu memantulkan cahaya biru dan kubisa bercermin darinya.
Hanya tanpak wajahku yang mulai layu.
Tertebas segulung mimpi indah yang belum menjamah nyata.
Mengais satu demi satu jiwanya yang entah bersembunyi dimana.
Sejauh mata melihat, hanya teduh mata air-nya.
Tapi, aku tetap menimang-nimang dambaku.
siapa tahu, suatu hari nanti bisa bertemu dan bersatu.
seperti mala mini, setidaknya ada tatap mata dan senyum lugunya yang mendamaikan lelahku.
Terima kasih Tuhan, untuk karunia-Mu.
Dan semoga dambaku ini, bukan damba semu.
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar